Chapters · KyuYeon (Kyuhyun Jiyeon)

When Bad Boys Meet Good Girl (Part 3)

 

Author : Cho Haneul (Kyula88)
Title       : When Bad Boys Meet Good Girl
Type      : Chapters
Genre    : Friendship, Comedy, Romance

Cast :
– Park Jiyeon
– Yong Junhyung
– Jeon Boram
– Cho Kyuhyun
– BEAST

___________________________________

 

“Jebal ahjussi…” Jiyeon memohon pada sang paman.

Itu sebenarnya adalah rahasia, bahwa Jiyeon adalah keponakan dari sang kepala sekolah Shinhwa High School. Maka dari itu ia memanggil laki-laki paruh baya itu dengan sebutan paman.

“Tapi itu sudah menjadi keputusan akhir, Jiyeon-ah. Para komite di sekolah ini sudah memutuskan bahwa keputusan yang paling tepat adalah dengan mengeluarkan mereka dari sekolah kita ini. Ini demi nama baik serta keamanan sekolah.” Jelas kepala sekolah.

Jiyeon menghela napas kecewa. “Ahjussi, aku tahu bahwa mereka sebetulnya adalah anak-anak yang baik. Yaah, mereka hanya sedikit menyimpang saja. Jika kau memberikan mereka kesempatan kedua untuk bersekolah disini lagi, aku berjanji bahwa aku akan merubah mereka dari sekumpulan anak-anak nakal, menjadi anak-anak baik. Dan kau pasti takkan menyesal! Percayalah padaku!” Ujar Jiyeon yakin seraya ia menatap pamannya itu. Dia benar-benar berharap bahwa pamannya mau mengabulkan permintaannya.

Sang paman menatap Jiyeon cukup lama. Sepertinya ia sedang memikirkan keputusan yang harus diambilnya. Pria paruh baya itu cukup bisa melihat keseriusan diwajah keponakannya kali ini. Ia menghela napas pelan sebelum ia menganggukkan kepalanya, membuat Jiyeon tersenyum lebar.

“Jeongmalyo? Waah gomawo ahjussi! Pokoknya kau tenang saja! Sebab aku janji tidak akan mengecewakanmu. Akan kubuktikan padamu bahwa semua yang ku ucapkan bukanlah hanya janji semata.” Ujar Jiyeon girang. Sang paman hanya tersenyum kecil melihat tingkah keponakannya itu.

“Geure, aku pegang janjimu, Jiyeon-ah. Jangan buat aku menyesali keputusanku ini, ok!”

“Siip paman! Kau bisa mengandalkanku!”

 

 

*****

 

 

_IN THE CAR_

“Kau terlihat sangat senang. Apa ada sesuatu menarik yang terjadi?” Tanya Kyuhyun sambil tetap focus menyetir. Jiyeon menolehkan kepalanya menatap Kyuhyun dengan senyum sumringah. “Ne oppa. Aku benar-benar sangat senang hari ini!” Jawab gadis itu.

“Wae?”

Jiyeon kemudian menceritakan segalanya pada Kyuhyun, tentang bagaimana ia memohon kepala sang kepala sekolah sampai akhirnya permohonannya dikabulkan oleh kepala sekolah. Dan sekarang Beast sudah bisa kembali bersekolah seperti biasa. Tak lupa ia juga bercerita, bahwa ia sudah bertekad akan merubah Beast menjadi anak-anak yang baik. Kyuhyun mendengarkan cerita Jiyeon dengan seksama, sementara mata-nya tetap focus melihat jalanan yang mereka lewati.

“Kau kelihatan semangat sekali. Kau tahu? Ini pertama kalinya aku melihatmu begitu peduli terhadap orang lain.” Ucap Kyuhyun.

“Jinjja?! Well, mungkin aku begini karena kau tahu mereka. Mereka tidak seburuk yang orang-orang sangka. Mereka sebetulnya adalah anak-anak yang baik. Dan mereka juga telah menolongku waktu itu, seperti yang pernah aku ceritakan pada oppa.” Jelas Jiyeon.

“Tapi apa kau yakin bahwa semuanya akan berjalan mulus? Maksudku, untuk merubah perilaku orang tidak semudah dengan membalikkan telapak tangan. Mungkin itu akan sulit.” Tambah Kyuhyun. Ia melirik Jiyeon sekilas sebelum kembali mengembalikan pandangannya ke jalan.

Jiyeon terdiam setelah mendengar perkataan Kyuhyun. Ia pikir Kyuhyun benar. Untuk merubah perilaku orang biasa saja mungkin akan sulit, apalagi jika yang harus dirubahnya adalah perilaku Beast, yang notabene-nya adalah The TROUBLEMAKERS from Shinhwa High School.

‘Aigoo jinjja!! Kurasa ini akan menjadi hal tersulit yang pernah kulakukan dalam hidupku. Keunde, aku tak bisa menyerah sekarang! Lagipula aku juga sudah berjanji pada paman, dan aku takkan membuat ia kecewa!’

‘Jiyeon-ah HWAITING!!!’

 

 

*****

 

 

(Doojoon’s POV)

OMG!!! Apakah ini nyata?! Aku sedang tidak bermimpi kan?

“Yah Doojoon-ah, ini bukan mimpi kan?” Bisik Yoseob padaku. “Ani, ini nyata.” Bisikku balik padanya.

Sekarang kami sedang berada di kantor kepala sekolah. Dan yang membuat kami terkejut adalah bahwa kepala sekolah mengizinkan kami untuk kembali bersekolah disini. Haruskah kuulangi lagi? Ok, IA MENGIZINKAN KAMI UNTUK BERSEKOLAH DISINI LAGI!

Sulit dipercaya kan?

Aku bisa melihat bahwa kami semua, termasuk si Cold Hearted Junhyung menatap kepala sekolah dengan terkejut. Yoseob bahkan tidak dapat menutup mulut sangking kagetnya.

“Jeongmalyo, pak?” Tanya Dongwoon.

“Ne. Tapi dengan satu syarat. Kalian harus berjanji bahwa kalian tidak akan membuat masalah lagi, arasso!”

“Ne!”

“Apa yang membuat anda berubah pikiran? Aku tahu bahwa anda bukanlah orang yang dapat dengan mudah merubah keputusan anda. Pasti ada sesuatu dibalik ini semua.” Ujar Junhyung seraya menatap pak kepala sekolah tanpa ekspresi.

“Yah!” Yoseob langsung memukul lengannya pelan untuk menegur Junhyung atas sikapnya yang kurang sopan tersebut.

Setelah itu, kami pun pamit dari kantor kepala sekolah dengan berbagai pertanyaan yang masih berada dalam pikiran kami masing-masing.

‘Apa yang membuat kepala sekolah berubah pikiran?’

(Doojoon’s POV End)

 

 

*****

 

 

(Kikwang’s POV)

Aigoo jinjja! Aku tidak tahu harus senang atau tidak dengan semua ini. Sebagian dari diriku ingin merasa senang, tapi sebagian justru merasa sebaliknya. Sejujurnya, aku tidak suka sekolah. Bagiku sekolah bukanlah hal yang penting. Masih banyak hal penting lainnya di dunia ini daripada bersekolah. Aku juga tidak begitu peduli saat kepala sekolah mengeluarkan kami. Tidak seperti Dongwoon, anak itu nyaris gila karena dikeluarkan dari sekolah -___-

Yaah, tapi setelah kupikir-pikir lagi, ini bukanlah hal yang buruk. Kurasa ini malah merupakan hal yang baik karena dengan begitu aku tidak perlu berhadapan dengan amukkan kedua orang tuaku

Lucky, huh?! :D

Tapi yang kupikirkan sekarang adalah…

Alasan dibalik ini semua! Pasti ada sesuatu yang mendorong kepala sekolah sehingga mau merubah keputusannya. Karena seperti yang Junhyung bilang, kepala sekolah kami bukanlah tipe orang yang dengan mudah dapat merubah keputusannya. Jadi ini semua terkesan aneh bagi kami.

Hah, ya sudahlah! Biarkan ini semua menjadi rahasia si kepala sekolah!
Yang terpenting sekarang kami bisa kembali ke sekolah lagi.

Get ready people! Cause BEAST IS BACK!

(Kikwang’s POV End)

 

 

 

*****

 

 

“Wooah, jadi semuanya ulahmu? Kau yang meminta pada kepala sekolah agar mereka diizinkan kembali?” Tanya Boram dengan heran. Ia merasa tidak percaya dengan apa yang telah dilakukan oleh sahabat baiknya ini.

Jiyeon tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya. “Ne. Hebat kan?!” Ujarnya bangga.

“Neomu daebak! Kau bisa membuat kepala sekolah merubah keputusannya. Padahal itu kan sulit sekali. Aigoo… rasanya masih sulit untuk dipercaya.” Ujar Boram.

Jiyeon tertawa meilhat reaksi sahabatnya ini. Tapi tawanya seketika hilang tak bersisa ketika ia mendengar suara dingin Junhyung dibelakangnya. Jiyeon langsung membalikkan badannya dan melihat Junhyung yang tengah menatapnya tanpa ekspresi.

“Jadi ini semua karenamu?” Tanyanya dengan nada dingin.

“Ne. Wae?”

Junhyung melangkahkan kakinya mendekati Jiyeon. Hal tersebut membuat Jiyeon merasa gugup. Apalagi ditambah dengan tatapan dingin ala Yong Junhyung. Aigoo, rasanya ia ingin menghilang saja.

“Jangan pernah mencampuri urusan kami lagi, ara!” Serunya tajam.

“Mwo?”

“Kami tidak butuh bantuanmu! Kau tidak perlu khawatir tentang kami. Kami bisa mengurus persoalan kami sendiri.” Setelah berkata demikian, Junhyung membalikkan badannya dan melenggang santai keluar kelas, seakan tak terjadi apa-apa barusan. Sementara Jiyeon, gadis cantik itu masih berdiri ditempatnya dengan wajah bingung.

“Yah, kau lihat sendiri kan. Ia benar-benar orang yang tak tahu berterima kasih! Seharusnya ia berterima kasih padamu karena kau telah mati-matian membela ia dan kawanan geng-nya itu. Tapi apa coba yang dikatakannya barusan? Aish jinjja!!” Rutuk Boram.

“Ah nan molla…”

 

 

*****

 

 

(Jiyeon’s POV)

Yang benar saja bocah babo itu! Apa itu sikap yang layak ditunjukkan pada orang yang telah membantunya?!

Jujur, sekarang aku jadi merasa agak sedikit menyesal karena telah menolong mereka.

Aish Beast memang sangat menyebalkan!

“Ya! Harus berapa kali kutegaskan pada kalian bahwa meroko itu dilarang di sekolah?!” seruku kesal pada namja-namja urakan yang ada dihadapanku sekarang.

Aigoo… aku benar-benar stress sekarang!

Bagaimana tidak?

Aku memergoki mereka sedang asyik-asyik merokok di atap gedung sekolah. Tadinya aku curiga karena tidak menemukan Beast di dalam kelas. Insting-ku mengatakan bahwa mereka sedang melakukan hal yang buruk. Maka dari itu aku memutuskan untuk mencari mereka. Dan benar saja! Mereka ternyata sedang asyik-asyikan merokok layaknya preman pasar.

Dan yang membuatku lebih meradang, tak ada satupun diantara mereka yang mendengarkan teguranku. Aku jadi merasa seperti orang babo sekarang!  untung saja aku masih memliki kesabaranku. Karena kalau tidak… bocah-bocah ini pasti sudah ku lempar satu persatu dari atas gedung ini.

“Ya ketua kelas! Kalau kau datang kesini hanya untuk mengganggu kesenangan kami, lebih baik kau pergi saja sekarang!” Kikwang berkata seraya menghembuskan asap rokoknya.

“YAH APA KALIAN TULI?! SUDAH KUBILANG KAN BAHWA MEROKOK DILARANG DI SEKOLAH?! Aku berteriak nyaring. Sepertinya aku baru saja kehilangan kesabaranku.

Tiba-tiba Junhyung berdiri dari duduknya. Tangannya menggenggam kaleng soda yang sudah kosong dengan erat, dan kemudian melemparnya kasar. Ia menatapku dingin, seakan ingin menelanku hidup-hidup. Tanpa berkata apa-apa, ia berjalan pergi dari sini diikuti oleh para anggota Beast yang lainnya.

“Neo! Jangan kau pikir karena kau telah menolong kami maka kau bebas mengatur hidup kami. Kau mengerti?!” Desis Doojoon tajam sebelum ia pergi mengikuti kelima temannya.

Great! Sekarang semuanya terlihat sia-sia. Seharusnya aku tahu, bahwa mengubah perilaku seseorang tidaklah mudah.

‘Ottohke? Apa yang harus kulakukan sekarang?’

(Jiyeon’s POV End)

 

 

 

-To Be Continued-

5 tanggapan untuk “When Bad Boys Meet Good Girl (Part 3)

Tinggalkan Balasan ke chankqy Batalkan balasan